Eits,nggak selalu! Dengan skill yang oke dan posisi spesifik, sih, kita memang bakal cepat dapat pekerjaan. Kalau kemampuan kita pas-pasan, ya, cara pasif seperti ini sulit menembus kesempatan wawancara kerja.
Sebaiknya,nih, kita lebih proaktif menyelami posisi yang ditawarkan. Sebutkan kemampuan dan pengalaman kita yang mendukung pekerjaan tersebut disurat lamaran. Dengan begitu, kesempatan kita lebih terbuka karenasang pencari kerja sudah aware dengan kemampuan kita.
#Lowongan kerja di internet lebih efektif
Cepat,sih, iya. Sayangnya nggak semua perusahaan memasang lowongan kerjavia internet. Bergabung dengan komunitas milis dan situs pencari kerja, memperbesar peluang kita untuk menemukan pekerjaan. Tapi, cara' kuno' seperti membaca lowongan di koran, datang ke jobfair, bahkan memanfaatkan jejaring kadang lebih efekitf, tuh.
Jika mau lebih efektif, kunjungi situs-situs perusahaan besar dan klik bagian lowongan kerja. Informasi di situs perusahaan kerap lebih upto date dan bisa dipercaya.
#Cukup daftar di berbagai situs pencari kerja
Salah banget! Situs tersebut cuma memfasilitasi kita untuk menjual diri keperusahaan yang sedang mencari calon karyawan. Dan... biasanya, nih,perusahaan nggak mau repot mencari karyawan. Mereka pasti lebih suka menunggu lamaran datang—kecuali kualifikasi kita oke banget.
Situs pencari kerja ibarat 'biro jodoh'. Artinya, mereka menjodohkanp erusahaan dengan karyawan yang memenuhi standar kualifikasi klien mereka. Jadi, untuk memperbesar kesempatan, ya, kita kudu tetap aktif melamar posisi yang ditawarkan dari sekian lowongan di situstersebut.
#Kutu loncat nggak disukai perusahaan
Cuma mitos! Dulu karyawan yang sering gonta-ganti pekerjaan memangd ianggap nggak punya loyalitas terhadap perusahaan. Kalau sekarang banyak pewawancara yang mau mengerti alasan ‘si kutu loncat’,kok.
Kadang,untuk maju dan menambah skill,kita nggak perlu takut meloncat dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Tapi, juga jangan terlalu cepat berpindah-pindah—minimal satu tahun menetap, deh.
Telanjur jadi kutu loncat? Pintar-pintar, deh, menjual skill yang dimiliki. Pede aja bilang bahwa pengalaman dan pengetahuan yang selama ini kita 'curi' bakal berguna bagi perusahaan calon tempat kerja kita ini.
#Menolak tawaran = mematikan langkah?
Ada saatnya kita merasa sok jual mahal saat menolak tawaran pekerjaan yang datang dan pada akhirnya menyesal. Daripada kepikiran terus,kita harus berani menghubungi kembali pihak pewawancara dan minta waktu untuk melaksanakan wawancara yang tertunda. Biasanya mereka meladeni permintaan kita, selama posisi yang ditawarkan masih tersedia, apalagi jika kita termasuk kandidat utama. Kalau nggak dicoba, ya, tawaran itu bakal lewat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar